The Baader-Meinhof Phenomenon

Fransiska Citra
2 min readMay 13, 2020

Special snowflake.

Aku pertama kali tahu keberadaan julukan tersebut saat seorang kawan menggunakannya di suatu percakapan. Sebutan itu ia sematkan pada seorang mutual friend kami yang perilakunya macam sok istimewa — merasa bahwa ia pekerja yang exceptional sehingga kebal dari kewajiban yang ada di perusahaan tempatnya bekerja.

Tiap kepingan salju (snowflake) itu unik; tidak pernah ada kepingan salju yang identik dengan kepingan lainnya. Sama halnya manusia, tiap individu itu unik atau spesial dengan caranya sendiri. Special snowflake adalah julukan berkonotasi negatif untuk orang yang merasa entitled, merasa paling unik— paling spesial dari yang unik.

Think you’re unique? Well, so is everybody else. Ilustrasi dibuat sendiri

Sejak tahu istilah tersebut, aku merasa menemui istilah tersebut di mana-mana. Baca ini itu ketemu, nemu di status WhatsApp seorang kenalan, bahkan sadar mana orang-orang yang perilakunya layak dilabeli special snowflake. Rasanya mendadak istilah itu ada di mana-mana. Dan itu tidak terjadi sekali. Kadang setelah belajar suatu kata, istilah, atau hal baru, rasanya apa yang dipelajari muncul di mana-mana.

Suatu hari, word of the day dari dictionary.com adalah Baader-Meinhof Phenomenon. Dan baru tahulah aku kalau fenomena aneh tersebut — melihat di mana-mana suatu informasi baru — punya nama.

Fenomena Baader-Meinhof, atau disebut frequency bias/illusion, timbul karena informasi baru yang kita pelajari tersebut masih fresh di otak. Karena masih baru, otak jadi mikir: “Hey, that’s cool! Coba kita cari ada di mana lagi si informasi tersebut.” Hasilnya? Tanpa kita sadari, otak mencari-cari lagi keberadaan si hal baru tersebut di sekitar kita.

Istilah Frequency Illusion, nama lain fenomena dari Baader-Meinhof, pertama digunakan linguist Arnold Zwicky pada tahun 2006. Ia membuat postulat kalau fenomena ini hasil crossover dua macam bias:

  • Confirmation bias — manusia senang mengkonfirmasi dugaan-dugaannya sendiri, dan memprioritaskan informasi yang mendukung apa-apa yang diyakini atau dipercayai
  • Selective Attention — otak manusia jago menghilangkan informasi-informasi yang ngga relevan, jadi kita tahu-tahu ngeh dan memunculkan informasi yang ada hubungannya

Uniknya, nama Baader-Meinhof ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan siapapun yang menemukan fenomena ini. Baader-Meinhof sendiri adalah grup sayap ekstrim kiri di Jerman Barat yang aktif pada tahun 1970–98. Pendirinya adalah Andreas Baader (1943–77) dan Ulrike Meinhof (1934–76). Lantas kenapa bisa digunakan?

Random, sih.

Penggunaan nama ini pertama tercatat ada di antara tahun 1990–95. Seorang partisipan sebuah diskusi di St. Paul Pioneer Press (St. Paul, Minnesota) menggunakan istilah fenomena Baader-Meinhof setelah mendengar nama kelompok tersebut dua kali dengan jeda waktu yang singkat. Indeed, tulisan itu abadi karena apa yang ia tulis terus dipakai dan direplikasi sampai sekarang.

Nah, siap-siap setelah ini — tiap ketemu hal-hal yang baru dipelajari di mana-mana — ingat terus pada fenomena Baader-Meinhof yaaa :9

(Ditulis untuk exercise/challenge 30 hari bercerita)

--

--